CPDS

Antara Potensi Pariwisata dan Keolahragaan: Pesona Kabupaten Purwakarta Dalam Pengembangan Pariwisata dan Keolahragaan

Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu wilayah administratif di Provinsi Jawa Barat yang secara geografis berada di antara 107°30’–107°40’ Bujur Timur dan 6°25’–6°45’ Lintang Selatan. Wilayah ini berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Subang di sebelah utara, Kabupaten Bandung Barat dan Cianjur di selatan, Kabupaten Karawang, Cianjur, serta Bogor di barat, dan Kabupaten Subang serta Bandung Barat di bagian timur. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta terdiri atas 17 kecamatan dengan total 192 desa dan kelurahan, mencakup luas wilayah sekitar 971,72 kilometer persegi (BPS,2024). Secara geografis, Kabupaten Purwakarta menjadi sebuah daerah potensial, khususnya dalam hal kepariwisataan. Hal tersebut dapat dilihat dari posisi Kabupaten Purwakarta yang diapit oleh daerah – daerah industri dan sehingga dapat dikatakan menjadi daerah transit. Hal tersebut sesuai dengan Sulistyanto dkk. (2024) yang menyatakan bahwa potensi pariwisata di Kabupaten Purwakarta memiliki peluang besar untuk dikembangkan, salah satunya karena letak strategis wilayah ini yang berada di antara dua kota besar, yaitu Kota Bandung dan Kota Jakarta.

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 8 Tahun 2022 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Purwakarta Tahun 2022-2025, terlihat bahwa daya tarik pariwisata dan rencana pengembangan kepariwisataan di lingkup Kabupaten Purwakarta tersusun dengan baik. Salah satu contohnya adalah pada Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Purwakarta – Jatiluhur dan Sekitarnya. Pada kawasan tersebut, terdapat beberapa daya tarik wisata, mulai alami hingga buatan. Taman Air Mancur Sri Baduga, Taman Pesanggarahan, dan Diorama Purwakarta menjadi contoh daya tarik wisata buatan, sedangkan Panorama Parang Gombong, Curug Tilu, dan Narbo Forest menjadi daya tarik wisata alam khususnya di daerah pusat Purwakarta dan Jatiluhur. Mendengar kata Jatiluhur, terdapat satu kawasan bendungan di kabupaten ini yang terkenal di Indonesia. 

Bendungan Jatiluhur atau  Bendungan Ir. H. Djuanda merupakan bendungan terbesar di Indonesia yang dibangun pada tahun 1957 oleh kontraktor asal Prancis, Compagnie Française d’Entreprise. Bendungan ini memiliki kapasitas air mencapai 12,9 miliar meter kubik per tahun dan dikenal sebagai bendungan serbaguna pertama di Indonesia, yang berperan penting dalam berbagai sektor seperti irigasi, pembangkit listrik, penyediaan air bersih, serta pengendalian banjir (Novita & Firmansyah, 2021). Akan tetapi, apabila mempertimbangkan besarnya potensi sumber daya yang dimiliki Bendungan Jatiluhur, Perum Jasa Tirta II mengembangkan kawasan tersebut menjadi destinasi pariwisata terpadu. Pengelolaan dan pengembangan potensi wisata di area Bendungan Jatiluhur dilakukan secara khusus oleh Divisi Kepariwisataan yang berfokus pada optimalisasi sektor pariwisata di kawasan tersebut (Wulandari dkk., 2021). Wujud dari pengembangan pariwisata pada Bendungan Jatiluhur adalah dengan adanya wana wisata Grama Tirta Jatiluhur.

Berdasarkan Novita & Firmansyah (2021), pada penyelenggaraan Asian Games 2018, Bendungan Jatiluhur terpilih sebagai lokasi perlombaan cabang olahraga dayung. Pemanfaatan Bendungan ini sebagai venue internasional mendapat perhatian luas, khususnya dari para atlet peserta yang mengapresiasi kondisi dan keindahan kawasan tersebut. Keberhasilan ini mendorong pemerintah daerah untuk lebih serius mengembangkan Bendungan Jatiluhur sebagai destinasi wisata unggulan karena dinilai memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Penjelasan tersebut selaras dengan argumentasi Sekretaris Dinas Kepemudaan Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta, Bapak Yogi Kus Suprayogi dalam sebuah FGD bersama tim CPDS (16/01/2025) yang memaparkan bahwa olahraga unggulan di Kabupaten Purwakarta adalah dayung, ski air, dan gulat atau silat dimana salah satu lokasi unggulan pelaksanaan olahraga, khususnya dayung adalah Bendungan Jatiluhur. 

image Antara Potensi Pariwisata dan Keolahragaan: Pesona Kabupaten Purwakarta Dalam Pengembangan Pariwisata dan Keolahragaan

Gambar 1. Diskusi Tim CPDS Bersama Disporaparbud Kabupaten Purwakarta

Bapak Yogi Kus Suprayogi turut menjelaskan bahwa masih terdapat tantangan dalam dunia keolahragaan di Kabupaten Purwakarta. Walaupun memiliki olahraga unggulan seperti yang telah dijelaskan di atas, olahraga di Kabupaten Purwakarta belum menjadi minat utama bagi masyarakat secara umum. Bahkan prestasi olahraga tersebut belum mampu menembus peringkat atas dalam ajang keolahragaan tingkat provinsi maupun nasional, termasuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov). Hal ini menunjukkan perlunya upaya pengembangan dan pembinaan yang lebih optimal untuk meningkatkan prestasi olahraga daerah.

image-1 Antara Potensi Pariwisata dan Keolahragaan: Pesona Kabupaten Purwakarta Dalam Pengembangan Pariwisata dan Keolahragaan

Gambar 2. Foto Bendungan Jatiluhur atau Bendungan Ir. H. Djuanda
Sumber: https://www.jasatirta2.co.id

Potensi pariwisata yang dikaitkan dengan keolahragaan, khususnya yang menggunakan Bendungan Jatiluhur sebagai tempat pelaksanaannya ini perlu untuk diperhatikan dan lebih dikembangkan. Mengingat bahwa antusiasme masyarakat terkait dengan keolahragaan dalam kawasan dan konteks pariwisata yang masih belum optimal. Potensi wisata pada waduk Jatiluhur tidak akan berkembang tanpa adanya branding yang baik (Novita & Firmansyah, 2021) termasuk olahraga unggulan Kabupaten Purwakarta. Salah satu branding yang dilakukan oleh Kabupaten Purwakarta untuk menunjukan pesona pariwisata dan keolahragaannya adalah melalui sosial media. Pemanfaatan teknologi dan media sosial oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta mencerminkan upaya adaptasi terhadap perkembangan zaman dalam mempromosikan pariwisata. Aplikasi Sampurasun Purwakarta yang meraih penghargaan nasional dan sistem Sipinter Berisi menunjukkan komitmen pemerintah dalam pengelolaan wisata berbasis teknologi. Sementara itu, akun Instagram @urangpurwakarta menjadi sarana promosi edukatif dan menarik bagi generasi muda (Sulistyanto dkk., 2024)

Akhirnya, sebagai daerah dengan potensi besar di bidang pariwisata dan keolahragaan, Kabupaten Purwakarta memiliki peluang untuk terus berkembang melalui kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat. Sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, komunitas, dan masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem pengembangan yang berkelanjutan dan inklusif. Melalui kerja sama yang terintegrasi, inovasi teknologi, serta keterlibatan publik dalam perencanaan dan promosi kegiatan wisata maupun olahraga, Purwakarta dapat memperkuat identitasnya sebagai daerah yang kreatif, dinamis, dan berdaya saing. Dengan demikian, kolaborasi dan partisipasi menjadi fondasi penting bagi terwujudnya Purwakarta sebagai destinasi unggulan yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga membangkitkan semangat kebersamaan dan pembangunan daerah.

Referensi Data Primer

Focus Group Discussion (FGD) antara Tim CPDS dan Sekretaris Sekretaris Dinas Kepemudaan Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta tertanggal 16 Januari 2025

Referensi Data Sekunder

  1. BPS Kab. Purwakarta. (2024). Kabupaten Purwakarta Dalam Angka Tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purwakarta.
  2. Novita, S., & Firmansyah, F. (2021). Strategi Destination Branding Waduk Jatiluhur Sebagai Wisata Air Unggulan Di Jawa Barat. Jurnal Audience, 4(01), 1–27. https://doi.org/10.33633/ja.v4i01.4235
  3. Pemerintah Kabupaten Purwakarta. (2022). Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 8 Tahun 2022 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Purwakarta Tahun 2022-2025.
  4. Sulistyanto, T. H., Adam, D., Salam, A., & Supriyadi, B. (2024). Potential and development of tourism in Purwakarta Regency, West Java: A literature review. International Conference of Multidisciplinary Cel: Proceeding1(1), 143-151
  5. Wulandari, D. P., Trihayuningtyas, E., & Wulandari, W. (2021). Pengembangan Waduk Jatiluhur Sebagai Kawasan Wisata Terpadu Kabupaten Purwakarta. Rang Teknik Journal, 4(2), 383–397. https://doi.org/10.31869/rtj.v4i2.2658

Penulis: Dhefara Hersaning Djati, S.AP. (Peneliti CPDS Indonesia)